Think Positive of The Result
Selamat Pagi Dunia....
Sebelum saya menceritakan inti dari posting saya kali ini, mohon ijinkan untuk menjelaskan latar belakang dari ini semua ya...
Saat ini, saya bekerja di salah satu BUMN di Indonesia, bukan yang terbesar namun yang paling monopoli di Indonesia, sudah tau kan saya bekerja dimana?? Hehe..
Pekerjaan saya saat ini berhubungan dengan banyak orang dan sangat sensitif, koq sensitif..?? Iya, karena ini menyangkut ke karir seseorang dan menyangkut ke pembayaran upah atas kinerjanya. Hal ini, bukan sesuatu yang sangat saya banggakan bahkan saya sangat di bikin stress karena nya.
Setiap 1 (satu) semester, akan ada penilaian terhadap pencapaian target kinerja dan kemampuan soft kompetensi masing-masing pegawai. Ketika hasil akhir muncul, masih ada proses peer assessment (atau yang lebih populer disebut kalibrasi) oleh atasan langsung pegawai menyesuaikan dengan pagu yang ada. Pasti banyak pertanyaan terkait dengan proses ini ya..?? Kenapa penentunya harus atasang langsung (kesannya ga adil)..? Kenapa harus ada pagu (batasan)..?? Mmm..pada dasarnya saya ga ingin posting ini menjadi terlalu 'berat' untuk di baca, jadi jawaban-jawaban di atas saya pending dulu ya...nanti akan saya jelaskan di posting-posting berikutnya.
Anyway, ada satu hal yang menarik perhatian saya, Penilaian Soft Competency. Soft Competency adalah kemampuan kompetensi kita dalam menyelesaikan pekerjaan di lingkungan kerja beserta permasalahannya. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi penilaian komoetensi ini, misalnya customer service orientation (CSO), countinus learning (CL), dll. Dalam setiap jenjang jabatan memiliki kebutuhan level yang berbeda, untuk jabatan struktural (pembuat keputusan) dan jabatan fungsional (pelaksana) menyesuaikan dengan tingkat tanggung jawab masing-masing.
Pegawai akan mendapatkan nilai Kom-3, jika kemampuan kompetensi pegawai tersebut kurang dari kebutuhan level kompetensi yang diharapkan dari jenjang jabatan tersebut. Kom-2, jika kemampuan kompetensi pegawai telah sesuai dengan kebutuhan level kompetensi yang diharapkan dari jenjang jabatan tersebut, dan Kom-1 jika kemampuan kompetensi pegawai melebihi kebutuhan level kompetensi yang diharapkan dari jenjang jabatan tersebut. Dan penilaian kompetensi pegawai ini dilakukan oleh atasan langsung pegawai, dikarenakan atasan di anggap mengetahui kemampuan kompetensi pegawai.
Yang saya bingung, banyak atasan langsung yang panik (lebih tepat nya : takut) jika penilaian yang mereka lakukan terhadap bawahannya membuahkan hasil Kom-3, sehingga mereka akan berusaha untuk mengubah hasil akhir tersebut walaaupuun itu berarti penilaiannya tidak objektif lagi. Kenapa Kom-3 menjadi mahluk yang menyeramkan bagi atasan..?? padahal itu adalah sebuah ukuran atas apa yang bawahan mereka lakukan sehari-hari. Usut punya usut ternyata nilai Kom-3 adalah raport merah bagi pegawai, dan atasan 'takut' jika nilai ini diketahui oleh pegawai yang bersangkutan, pegawai akan protes dan marah.
Menurut saya, jika pegawai dapat berpikiran positif, nilai Kom-3 adalah pengukuran kemampuan kompetensi pegawai. Penilaian kompetensi pegawai yang dilakukan oleh atasan langsung merupakan apa yang kita lakukan dalam menyikapi permasalahan dan pekerjaan kita sehari-hari. Jika memang kita dinilai Kom-3, berarti kemampuan kompetensi masih kurang dari yang diharapkan dan menurut saya itu bukan raport merah. Hal itu berarti kita diminta untuk meningkatkan kemampuan kompetensi kita sehingga (minimal) bisa sesuai dengan level nya. Bisa dikatakan ini sama dengan raport kita ketika sekolah, jika nilai kita lebih kecil dari rata2 nilai di kelas untuk satu mata pelajaran, maka oleh guru kita disuruh untuk belajar lebih giat lagi. Jadi, kenapa harus marah dan protes dengan hasil Kom-3..?? bukankah untuk indikator perhitungan upah atas kinerja, kom-2 dan kom-3 memiliki point yang sama..??
Well, posting ini diharapkan dapat membuka 'mata' dan penilaian sebagian pegawai terhadap penilaian soft kompetensi. Jika sebagian besar pegawai dapat melihat ini dari sisi positif, maka akan menganggap ini adalah Saran/Kritik yang membangun. Kesuksesan itu akan mengikuti orang yang mau belajar dari kesalahan yang mereka perbuat termasuk saran dan kritik yang diberikan oleh orang lain, akan menjadikan kita lebih baik dari yang sebelumnya. Waww..ga berasa, ini posting paling panjang yang pernah saya lakukan haha... Okeylah, saya rasa cukup sekian aja, takut malah menjadi semakin 'berat', lebih baik saya sudahin dulu untuk saat ini. Hasta La Vista..!!!

Komentar
Posting Komentar